Ketrampilan Bertahan Hidup / Survival

Survival adalah ketrampilan bertahan hidup saat kondisi darurat dengan memanfaatkan apa saja yang tersedia di sekitar kita. Dalam kegiatan di alam bebas kita tidak tau apa yang akan terjadi, bisa jadi hal-hal buruk menimpa kita, untuk itu kita harus membekali diri dengan ketrampilan survival. Ada pegiat alam bebas yang menganggap ketrampilan ini hanya sebagai bekal dan berharap tidak menggunakannya, tapi ada juga yang mengganggap ketrampilan survival sebagai pedoman dan cara pandang untuk menjalani aktifitas di alam bebas.
Secara garis besar ketrampilan survival kegiatan alam bebas dibagi menjadi :

Pembentukan Mental. Dengan memiliki kemapuan survival kita diharapkan menjadi lebih percaya diri menghadapi hal-hal buruk yang terjadi di alam bebas, bisa mengelola stres, bisa menyelesaikan masalah, tidak putus asa, dengan tujuan agar dapat bertahan hidup dan selamat. Mental positif ketika berkegiatan di alam bebas sangat penting, karena ketrampilan survival belum tentu terpakai tanpa pikiran yang tenang dan keyakinan.

Mendapatkan Air. Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Dalam keadaan darurat terbatas, mendapatkan air adalah hal yang perlu jadi prioritas. Mencari air dapat dilakukan dengan cara :

1. Mencari air langsung.
Dilakukan dengan cara menampung air hujan, mencari sungai, danau, mata air bahkan genangan.

2. Mencari air dari tumbuhan.
Beberapa tumbuhan di alam mempunyai kandungan air yang banyak, seperti kantung semar, bambu, akar liana, buah kelapa, lumut dan lain-lain. Untuk beberapa air yang dihasilkan dari tumbuhan, ada yang bisa diminum langsung ada juga yang harus disaring dan dimasak lebih dulu.

3. Kondensasi.
Proses pembuatan air dengan memanfaatkan sinar matahari untuk proses pengembunan. Proses ini memerlukan pastik, tumbuhan atau tanah, memerlukan waktu lama dengan hasil yang tidak seberapa.

Mencari Makanan. Dalam keadaan darurat semua terbatas, termasuk makanan, sedangkan kita harus bertahan hidup. Pedoman mencari makanan di alam bebas secara garis besar dibagi menjadi :
1. Mengenali tumbuhan yang bisa dimakan dan yang tidak bisa dimakan.
2. Berburu atau menjebak binatang.

Pembuatan Shelter. Pada banyak kejadian pendaki tersesat, terjadi ketika summit dan sendirian atau terpisah dari rombongan. Artinya ketika tersesat, dia tidak membawa peralatan dan logistik yang memadai. Cuaca di alam tidak bisa diprediksi, udara di gunung juga pasti dingin. Dengan mempelajari ketrampilan membuat shelter, diharapkan kita bisa bertahan dari extrimnya cuaca di alam bebas. Pembuatan shelter dalam kondisi darurat biasa dilakukan dengan kayu, ranting dan dahan.

Tali Temali. Berfungsi untuk membantu dalam pembuatan shelter, proses evakuasi dan lain-lain.
 
Membuat Api. Pada kegiatan alam bebas, kegunaan api selain untuk mematangkan makanan atau air juga digunakan untuk menghangatkan badan ketika udara dingin. Seorang dalam keadaan survival yang serba terbatas harus memiliki ketrampilan membuat api dengan memanfaatkan yang ada disekitar kita.

Navigasi. Sederhananya, ketrampilan navigasi adalah ketrampilan menentukan posisi dan arah. Dalam keadaan tersesat, navigasi dibutuhkan untuk kembali selamat. Navigasi alam bisa menggunakan matahari dan bintang, sedang navigasi modern dengan menggunakan GPS, kompas dan peta.

Mengirim Signal SOS. Tersesat mempunyai beragam kemungkinan resiko, tidak ditemukan, ditemukan, ditemukan meninggal atau menemukan jalan pulang sendiri. Karena tujuan mendaki adalah pulang rumah dengan selamat, sebagai salah satu usaha agar cepat ditemukan adalah mengirimkan signal keberadaan kita kepada tim penyelamat, pendaki lain atau warga. Teknik mengirim signal SOS ada beragam, dengan menggunakan alat (peluit, cermin, dll) atau apa saja yang bisa dimanfaatkan (batu, asap, dll).
 
P3K. Ketrampilan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) sangat dibutuhkan pendaki agar bisa menangani sakit atau kecelakaan sehingga tidak terjadi akibat buruk yang lebih parah.
           P3K Pendaki Gunung

Menangani Binatang Buas. Ketika beraktifitas di alam, kita pasti tidak ingin bertemu binatang buas, tapi kemungkinan itu ada. Bersikap tenang (tidak panik) dan mengetahui apa yang harus dilakukan ketika bertemu binatang buas bisa menyelamatkan.


Setiap pendaki pasti berharap tidak bertemu dengan kondisi survival, tapi jika terpaksa bertemu harusnya sudah siap dan tau apa yang harus dilakukan.

Belajar terus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar