Hipotermia

Buat pendaki gunung, hipotermia adalah hal yang harus dihindari dan dicegah sebisa mungkin. Karena hipotermia bisa menjadi penyebab meninggalnya seorang pendaki di gunung. 

Definisi paling mudah dari hipotermia adalah menurunnya suhu tubuh secara signifikan yang menyebabkan fungsi-fungsi organ tubuh tidak bisa berfungsi dengan baik. Hal ini disebabkan karena tubuh kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu normal yang dibutuhkan karena tekanan suhu dingin disekitarnya. Pada awalnya yang terganggu adalah sistem saraf lalu menjalar pada fungsi organ lain. Jika hipotermia tidak segera ditangani maka bisa menyebabkan kematian pada penderitanya.

Suhu normal tubuh manusia agar organ bisa berfungsi dengan baik sekitar 37 derajat celcius, ketika suhu tubuh manusia hanya 35 derajat celcius atau dibawahnya, dia sudah menderita hipotermia. Bahkan pada penderita hipotermia parah suhu tubuh mencapai 28 derajat sampai 32 derajat celcius saja. 

Jika dilihat dari proses datangnya, hipotermia bisa dibagi menjadi dua :

Hipotermia yang datang mendadak dan cepat. Pendaki yang mendadak mengalami hipotermia bisa disebabkan baju yang basah karena hujan (tidak memakai raincoat atau jas hujan ketika hujan dan tidak segera ganti pakaian) sedangkan suhu di gunung sangat dingin, atau bisa juga karena jatuh di air (sungai atau danau).

Hipotermia yang datang perlahan. Pendaki yang terserang hipotermia mendadak biasanya lebih mudah terdeteksi karena proses sebabnya diketahui. Sedang hipotermia yang menyerang perlahan lebih susah dideteksi, kecuali kita paham dan dapat melihat gejala-gejala hipotermia yang ditampakkan penderita. Hipotermia yang datang secara perlahan pada pendaki bisa karena faktor kelelahan (karena lemah, tubuh gagal menghasilkan panas yang dibutuhkan), gagalnya tubuh beradaptasi dengan suhu pegunungan (aklamatisasi), nutrisi yang buruk selama pendakian, shelter dan pakaian yang tidak memenuhi syarat keamanan dan kenyamanan pendakian. 

Pada banyak kejadian, pendaki yang mengalami hipotermia biasanya tidak sadar kalau terkena hipotermia. Untuk itu kita harus mengetahui apa saja gejala hipotermia dan cara menanggulanginya, karena hipotermia adalah persoalan darurat yang harus segera ditangani.

Tubuh melemah. Seperti yang diuraikan diatas, ketika tubuh mengalami penurunan suhu, fungsi organ tubuh akan mengalami gangguan, salah satunya detak jantung dan denyut nadi yang melemah disertai tekanan darah menurun. Hal ini menyebabkan tubuh penderita juga melemah bahkan bisa sampai pingsan. Disaat seperti ini biasanya terjadi kontraksi otot sebagai respon tubuh untuk menstabilkan panas tubuh.
  
Kulit pucat. Berubahnya warna kulit disebabkan penurunan tekanan darah dan suhu tubuh.

Nafas pelan dan pendek. Melemahnya fungsi organ juga dialami oleh paru-paru. Bahkan pada penderita hipotermia yang sudah parah dalam satu menit bisa hanya mengambil nafas tiga sampai empat kali saja.

Melantur. Menurunnya tekanan darah ke otak dan jantung tentu juga membuat sistem saraf terganggu, hal ini membuat penderita hipotermia melakukan aktifitas tanpa kesadarannya seperti bicara melantur, kebingungan, halusinasi atau melakukan aktifitas yang tidak sewajarnya. Bahkan pernah ada kejadian orang terkena hipotermia disangka sedang kesurupan.  

Pingsan. Pada hipotermia yang sudah parah, penderita sudah pada tahap tidak sadarkan diri, nafas semakin pelan, tubuh menjadi kaku bahkan sudah tidak menggigil lagi.

Walaupun sederhananya, hipotermia itu adalah kedinginan, tapi efeknya sangat membahayakan pendaki. Untuk itu setiap pendaki harus dibekali pengetahuan tentang hipotermia, penyebab, gejala, pencegahan dan penanganannya. Ulasan tentang pencegahan dan penanganan hipotermia bisa dibaca di artikel mencegah dan menangani hipotermia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar