Mencegah dan Mengatasi Hipotermia

Pencegahan
Ungkapan mencegah lebih baik daripada mengobati benar adanya. Sebagai pendaki kita harus sebisa mungkin mencegah hipotermia agar tidak terjadi pada kita atau teman seperjalanan kita. Selain untuk keselamatan, langkah-langkah pencegahan juga bertujuan untuk kelancaran pendakian yang kita lakukan.

Pakaian. Pakaian untuk aktifitas pendakian tentu saja berbeda dengan pakaian sehari-hari. Dalam pendakian pun harus dibedakan pakaian untuk jalan dan pakaian untuk istirahat. Pakaian untuk jalan usahakan pakaian yang ringan, menyerap keringat dan mudah kering. Pada dasarnya mendaki gunung adalah olah raga, dan pakaian yang disarankan untuk olahraga adalah jersey atau bisa juga base layer. Jenis pakaian ini selain ringan, menyerap keringat juga mudah kering (dry fit). Selain itu seorang pendaki juga harus melengkapi dirinya dengan jas hujan (rain coat / rain jacket / ponco) agar tidak terkena air hujan langsung sehingga pakaian dan tubuh kita tetap kering ketika hujan turun.

Sedang pakaian untuk istirahat bisa menggunakan pakaian dengan bahan katun yang hangat. Tidak kalah penting, kita juga harus membawa jaket untuk mengurangi rasa dingin ketika di gunung. Sebagai tambahan untuk menghangatkan tubuh, kita bisa memakai kaus kaki, kaus tangan dan skebu atau balaklava. Yang perlu diingat adalah ketika membawa semua pakaian itu, pastikan kita membungkusnya dengan plastik atau tas dengan bahan yang tidak tembus air. Hal ini bertujuan agar pakaian yang kita bawa tetap dalam keadaan kering jika terkena hujan. Memakai pakaian kering bisa mencegah kita dari hipotermia. 

Aklamatisasi. Udara dan suhu di gunung dengan tempat tinggal kita tentu berbeda. Ketika berpindah tempat, tubuh otomatis melakukan adaptasi terhadap lingkungan baru. Tubuh yang gagal beraklamatisasi rawan terhadap hipotermia. Sebelum melakukan pendakian pastikan tubuh sudah siap terhadap suhu di gunung. Kita bisa tinggal beberapa saat di base camp pendakian untuk menyesuaikan tubuh dengan suhu pegunungan. Aklamatisasi sangat dibutuhkan terutama untuk pendakian di gunung yang tinggi.

Nutrisi. Pendakian memerlukan kalori lebih banyak dibandingkan aktifitas sehari-hari. Kekurangan nutrisi selama pendakian membuat tubuh kita lemah, hal ini menambah resiko terkena hipotermia. Ada tipe pendaki yang mengurangi makan ketika di gunung dengan alasan menghindari buang air besar. Hal ini keliru, kita harus mendahulukan hal yang lebih penting untuk keselamatan dan kelancaran aktifitas kita.

Shelter. Ketika kita memutuskan berhenti untuk istirahat atau karena hujan, pastikan kita membuat shelter atau tempat perlindungan yang aman dan nyaman. Pemilihan jenis tenda dan tempat mendirikan tenda sangat mempengaruhi kenyamanan kita beristirahat. Tenda yang baik tentu saja tenda yang kuat terhadap terpaan angin dan bisa mengurangi suhu dingin di gunung. Selain tenda kita juga harus melengkapi perlengkapan istirahat kita dengan sleeping bag (kantung tidur) atau thermal bivvy.



Penanganan
Hipotermia bisa terjadi pada siapa saja, bisa pada kita, teman seperjalanan atau pendaki lain yang kita temui di gunung. Untuk itu seorang pendaki juga harus mengetahui cara penanganan terhadap penderita hipotermia. 

Pindahkan penderita hipotermia. Jika penderita hipotermia berada di luar segera buka tenda dan pindahkan kedalam.

Ganti pakaian dengan pakaian kering. Banyak kejadian hipotermia disebabkan karena pakaian basah, entah itu karena hujan atau keringat.

Selimuti tubuh penderita hipotermia. Kita bisa menggunakan dengan thermal bivvy, thermal blanket atau dengan sleeping bag yang sudah dihangatkan. 

Sediakan minuman dan makanan hangat. Selain untuk menghangatkan bisa juga untuk mengembalikan tenaga penderita hipotermia.

Berikan penghangat tambahan. Penghangat tambahan bisa dibuat dengan botol yang diisi dengan air panas lalu tempelkan pada tubuh penderita. Bisa juga menggunakan kompres air hangat yang ditempelkan di dada, leher atau selangkangan penderita. Jangan mengompres di tangan atau kaki, karena dikhawatirkan dapat mendorong darah penderita hipotermia yang sudah dingin mengalir ke otak, jantung dan paru-paru.   

Gerakkan tubuh. Bertujuan untuk menghangatkan tubuh dan melemaskan bagian tubuh yang kaku. Perlu diingat gerakkan bagian-bagian tubuh penderita secara perlahan dan jangan sampai berlebihan.

Peluk. Bertujuan untuk memindahkan panas tubuh kita
pada tubuh penderita hipotermia.

Cek nafas. Pastikan penderita hipotermia dapat bernafas dengan lancar. Jika penderita berhenti bernafas segera berikan nafas buatan.

Dampingi terus. Hipotermia memerlukan penanganan segera, terlambat atau salah penanganan bisa berakibat fatal. Bahkan setelah ditangani kita tetap harus menjaga dan mengecek kondisinya sampai kita yakin kondisinya membaik.

Ada cara sebagian pendaki memberikan kehangatan tambahan untuk mempercepat pemulihan hipotermia, yaitu dengan menggunakan kompor yang dinyalakan, hanya saja perlu diperhatikan masalah keamanannya, resiko terbakar dan gas pembakarannya apakah membahayakan atau tidak.

Semoga bermanfaat dan semoga tidak ada dari kita atau teman seperjalanan kita yang terkena hipotermia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar