Empat Hari Tersesat di Gunung Rinjani (2017)

Gunung Rinjani adalah gunung impian banyak pendaki di Indonesia. Selain pemandangannya yang bagus, gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua di Indonesia. Tidak heran kalau banyak pendaki ingin menjelajahinya. Cerita mengharukan seorang survivor bernama Siti Maryam dari Jakarta yang hilang di Gunung Rinjani dan akhirnya diketemukan dalam kondisi selamat adalah sebuah cerita yang layak dikenang, karena sarat akan pelajaran.


Berawal dari sebuah acara pendakian yang diadakan komunitas traveling bernama Backpacker Jakarta dengan peserta sebanyak 25 orang beserta panitia. Pada tanggal 27 Juli 2017 mereka berkumpul di Bandara Internasional Lombok untuk selanjutnya menuju base camp pendakian Gunung Rinjani via Sembalun.

Pendakian dimulai pada hari Jumat, 28 Juli 2017. Hari pertama rombongan bermalam di Pos 3 dan melanjutkan perjalanan keesokan harinya dengan target camp di Plawangan Sembalun. Semua berjalan dengan lancar.

Tanggal 30 Juli 2017 atau hari ketiga pendakian, dinihari rombongan bersiap untuk summit dengan dibagi beberapa tim. Sekitar pukul 5 pagi sebagian tim sudah sampai di puncak dengan tim terakhir tiba sebelum pukul 10 pagi. Tim terakhir turun sekitar jam 10 pagi termasuk Siti Maryam.
 
Hari Pertama
Dalam perjalanan turun, Siti Maryam menitipkan barang bawaannya karena ingin buang air dan turun duluan menyalip teman-temannya untuk mencari tempat datar. Siti Maryam menuruni tebing untuk mencari tempat buang air, sayangnya ketika akan memanjat tebing untuk kembali ke jalur selalu gagal. Setelah itu dia tersesat ke jalur tebing berupa pasir dan bebatuan. Lebih menyedihkannya ketika melintasi jalur tebing, Siti kehilangan sandalnya dan melanjutkan perjalanan tanpa alas kaki.

Sepanjang perjalanan turun, teman-teman dari Backpacker Jakarta terus melihat kanan kiri jalur untuk mencari tau apakah  ada Siti atau tidak. Ketika rombongan terakhir sampai di Plawangan Sembalun sekitar pukul 2 siang, ternyata tidak ada Siti disana. Dua orang dari Backpacker Jakarata dan dua 2 orang porter kembali naik ke atas untuk mencari Siti tapi tidak ditemukan. Sekitar pukul 6 sore, angin sangat kencang dan mereka memutuskan turun untuk keperluan melapor pada petugas Taman Nasional.

Sebenarnya Siti Maryam tau kalau teman-teman dari Backpacker Jakarta mencarinya. Siti mendengar teriakan dari atas tebing, dan dia pun membalasnya tapi tidak terdengar sampai atas. Karena suaranya tidak terdengar dan selalu gagal untuk menaiki tebing yang terjal, akhirnya Siti memutuskan turun dengan harapan bisa menemukan jalan kembali ke Plawangan Sembalun.

Hari Kedua dan Ketiga
Tanggal 31 Juli 2017 hilangnya Siti Maryam, menjelang sore rombongan tim dari Backpacker Jakarta memutuskan untuk turun karena ketersediaan logistik, hanya menyisakan dua anggota bernama Edi Yamin serta Arlan dan beberapa porter untuk kembali mencari Siti sambil menunggu bantuan dari tim SAR.

Siti masih berusaha mencari jalan pulang dan tidur pada malam hari di akar-akar atau rerumputan, hanya berbekal permen dan dua sachet madu di kantong jaketnya. Setiap malam saat tersesat, dia berharap agar pagi segera tiba, karena udara malam di gunung sangat dingin membuat dia susah tidur. Belum lagi beberapa kali "kedatangan" makhluk-makhluk tidak kasat mata. Tapi dia tetap berusaha tenang dan mencoba berkomunikasi dengan mengucapkan terimakasih karena sudah diijinkan beristirahat.

Hari Keempat
Mungkin ini salah satu hari membahagiakan untuk Siti Maryam. Di hari keempat Siti tersesat, di sebuah sabana, dia bertemu dengan pengembala sapi. Siti menceritakan apa yang dialami kepada penggembala sapi tersebut dan diantarkan ke Puskesmas terdekat untuk diperiksa.

Alhamdulillah Siti Maryam ditemukan dalam keadaan sehat. Memang banyak warga di sekitar kaki Gunung Rinjani yang menggembala sapi di sabana-sabana di sekitar Gunung Rinjani. Berita ditemukannya Siti Maryam sampai kepada teman-teman dari Backpacker Jakarta yang masih berusaha mencari Siti dan langsung bergegas turun untuk menemuinya.

Apa yang bisa dipetik dari cerita hilangnya Siti Maryam ini?
1. Jangan meninggalkan teman sendiri
2. Ketika perjalanan untuk summit, tetap membawa emergency kit untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Emergency kit sederhana bisa berupa peluit, snack padat kalori, headlamp, pisau, korek api, P3k dan emergency blanket.
3. Positive Mental Attitude. Siti Maryam membuktikan dengan Positive Mental Attitude yang dimilikinya membuat dia bisa bertahan hidup disaat tersesat di gunung.


Baca juga :
1. Bertahan Hidup Ketika Tersesat di Gunung
2. Agar Tidak Tersesat Ketika Mendaki
3. Survival Kit / Peralatan Darurat 
4. Survival Skill / Ketrampilan Bertahan Hidup
5. Pendaki Bule Hilang di Gunung Merbabu
6. Tersesat di Gunung Semeru Lima Hari