Pendaki Tersesat di Gunung Semeru Lima Hari (2016)

Gunung Semeru memiliki daya tarik tersendiri bagi pendaki-pendaki di Indonesia. Banyak tempat menarik disana, Danau Ranukumbolo, Oro-oro Ombo, juga Puncak Mahameru yang merupakan puncak tertinggi di Pulau Jawa. Tidak heran banyak pendaki dari seluruh Indonesia yang mengunjunginya, termasuk satu rombongan pendaki dari Cirebon yang kisahnya akan diceritakan disini.


Pada hari Selasa, 17 Mei 2016 enam orang pendaki yang masih satu keluarga melakukan pendakian di Gunung Semeru. Setelah berkemah satu hari di Ranukumbolo, mereka melanjutkan perjalanan ke Kalimati keesokan harinya. Kamis, 19 Mei 2016 mereka bermaksud untuk mendaki puncak Gunung Semeru. Sampai batas vegetasi, dua anggota rombongan tidak melanjutkan perjalanan karena sakit dan memutuskan turun ke Kalimati. Sampai Watugede dua anggota juga mengalami sakit dan tidak melanjutkan perjalanan. Tinggal Supriyadi (26) dan Zirly Gita Ayu Safitri (16) yang melanjutkan perjalanan.
 
Pagi itu mereka sampai Puncak Mahameru dan langsung turun hari itu juga. Sayang jalan yang tertutup kabut membuat mereka disorientasi jalur menuju ke Blank 75. Blank 75 adalah jurang bebatuan yang curam, kalau sudah terperosok bisa berakibat fatal. Mereka berdua jalan menuruni bebatuan di Blank 75 yang pada akhirnya jatuh ke dasar jurang. Supriyadi mengalami retak tulang kaki, sedangkan Zirly hanya luka ringan. Karena persediaan air menipis, mereka memutuskan meneruskan perjalanan turun untuk mencari sumber air.

Dalam perjalanan menemukan jalan pulang, Supriyadi dan Zirly menemukan sumber air, yaitu air terjun Gunung Boto, Kabupaten Lumajang. Merekapun berhenti disana karena tersedia air untuk bertahan hidup juga makanan berupa pakis dan rebung pohon pisang. Selama tersesat sempat membuat tanda-tanda untuk meninggalkan jejak, seperti tumpukan batu, sampah makanan, bekas perapian dan bivak alam. Mereka juga sempat mengirim SMS kepada keluarga perihal keadaan mereka dan perkiraan lokasi. SMS inilah yang menjadi petunjuk awal yang dipakai Tim SAR gabungan untuk mencari keberadaan mereka.


Supriyadi dan Zirly ditemukan pada hari Selasa, 24 Mei 2016 di sekitar Gunung Boto, Kabupaten Lumajang sekitar pukul 16.00 dalam keadaan lemas dan langsung di evakuasi ke desa terdekat.


Terlepas dari pelanggaran yang dilakukan (melewati batas aman pendakian Gunung Semeru, yaitu di Kalimati), semangat bertahan hidup Supriyadi dan Zirly perlu diapresiasi, karena tidak mudah bertahan hidup di alam bebas tanpa persiapan, peralatan dan bahan makanan yang memadai. Salah satu pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini adalah jangan habiskan batre ponsel, karena komunikasi sangat diperlukan dalam kondisi darurat, walaupun nyari sinyalnya susah.

Artikel tentang tersesat di gunung :
1. Agar Tidak Tersesat Ketika Mendaki
2. Bertahan Hidup Ketika Tersesat di Gunung 

3. Empat Hari Tersesat di Gunung Rinjani 
4. Pendaki Bule Hilang di Gunung Merbabu 
5. Survival Kit 
6. Survival Skill   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar