Tersambar Petir di Gunung Prau (2017)

Kecelakaan dalam pendakian bisa disebabkan karena faktor kurang hati-hatinya pendaki, faktor alam atau gabungan dari kedua faktor tadi. Kejadian meninggalnya 3 pendaki di Gunung Prau, Kabupaten Wonosobo adalah contoh kecelakaan yang disebabkan karena faktor alam dan kurang hati-hatinya pendaki.
 
Sabtu siang, tanggal 22 Apil 2017 sebanyak sebelas pendaki yang berasal dari Jakarta memulai pendakian di Gunung Prau melalui jalur Patakbanteng. Hari pertama di Gunung Prau berjalan seperti biasa.

Hari Minggu tanggal 23 April 2017 hujan deras mengguyur pegunungan Dieng sejak siang. Kesebelas pendaki dari Jakarta yang sedang melakukan perjalanan turun, berhenti untuk istirahat dan makan di dekat tower seluler yang berjarak sekitar tiga kilometer dari Desa Patakbanteng. Ketika sedang beristirahat di dekat tower itulah petir menyambar di sekitar mereka. Dari keterangan saksi, sesaat sebelum terkena sambaran petir ada seorang pendaki yang menyalakan telepon seluler. Kejadian itu mengakibatkan tiga pendaki meninggal dunia, dua pendaki mengalami luka berat dan enam pendaki mengalami trauma.

Ketiga pendaki meninggal karena luka bakar serius di tubuhnya, atas nama Deden Hidayat (31 tahun/ Depok), Aditya Agung (30 tahun/ Jakarta Timur) dan Adi Setiawan (31 tahun/ Jakarta Timur). Evakuasi terhadap korban meninggal maupun masih hidup langsung dilakukan sore itu oleh tim SAR, medis, Kepolisian Resor Wonosobo juga warga sekitar Desa Patakbanteng. Evakuasi sempat terkendala hujan lebat dan sulitnya medan. Atas kejadian itu juga, Pemerintah Kabupaten Wonosobo menutup kegiatan pendakian Gunung Prau untuk sepuluh hari.

Cuaca buruk adalah faktor alam yang tidak bisa dihindari, yang bisa kita lakukan hanya mengurangi resiko-resiko yang bisa timbul karena cuaca buruk yang terjadi.

Banyak yang menghubungkan kecelakaan yang dialami kesebelas pendaki dari Jakarta diatas karena ketika hujan deras mereka malah mendirikan shelter dekat tower, ditambah ada yang menyalakan telepon seluler. Masuk akal sih, karena tower terbuat dari logam dan tinggi, sedang telepon seluler memancarkan gelombang elektromagnetik, jadi ketika ada petir, di sekitar merekalah yang akan tersambar.

Pelajaran sederhana yang bisa diambil dari cerita diatas adalah jangan memaksakan perjalanan dan menyalakan telepon seluler ketika cuaca buruk, juga pandai-pandailah memilih tempat untuk mendirikan shelter.


Klik untuk artikel: Melindungi Diri Dari Sambaran Petir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar