Pendaki Gunung dan Kebakaran Hutan

Masih teringat kejadian terbakarnya Gunung Lawu pada akhir tahun 2015 yang mengakibatkan meninggalnya 7 pendaki di jalur pendakian. Kejadian kebakaran itu disinyalir diakibatkan perapian atau api unggun yang dibuat oleh pendaki yang ditinggal dalam keadaan belum benar-benar mati.

Kebakaran hutan atau gunung memang sering terjadi di musim kemarau, dimana pohon dan rumput-rumput kering sehingga mudah sekali terbakar. Ketika terjadi kebakaran di gunung, pihak yang berwenang seperti Perhutani, BKSDA, Taman Nasional atau Basecamp pendakian akan menutup jalur pendakian, mengevakuasi pendaki yang masih berada di atas dan melakukan upaya-upaya pemadaman. Penutupan dan evakuasi dilakukan untuk mencegah korban meninggal seperti yang terjadi di Gunung Lawu beberapa tahun lalu.

Lalu, apa saja penyebab kecelakaan kebakaran di gunung?

Api Unggun atau Perapian
Untuk menghangatkan badan ketika di gunung banyak pendaki yang membuat perapian. Hal ini tidak disarankan, karena perapian dapat memicu kebakaran. Mungkin pendaki yang membuat perapian sudah merasa memadamkan ketika akan meninggalkan camp ground, tapi bisa saja perapian yang dibuat belum mati sempurna atau masih ada bara yang menyala di dalam tumpukan api unggun. Ketika terkena angin dan mengenai rumput atau semak kering bisa menyebabkan kebakaran hutan.
Rekomendasi untuk menghangatkan tubuh di gunung bisa dilakukan dengan membawa perlengkapan penghangat seperti tenda, sleeping bag, jaket dan sebagainya.


Peralatan Masak
Kalau kita sering mendaki, berkemah atau sekedar  mengikuti postingan akun-akun pendaki, kita pasti pernah menemukan kejadian terbakar atau meledaknya perlengkapan masak dari pendaki. Hal ini biasanya disebabkan oleh peralatan atau perlengkapan yang rusak atau kekurang hati-hatian dari pendaki dalam mengoperasikan peralatan masaknya.
Agar tidak terjadi kebakaran sebaiknya pendaki memahami dan mengecek peralatan masakya sebelum digunakan. Memasak didalam tenda sangat tidak disarankan.

Puntung Rokok
Banyak analisa, ketika terjadi kebakaran hutan yang disalahkan adalah puntung rokok. Agak susah dibuktikan memang, tapi buat para pendaki yang merokok sebaiknya memastikan bahwa puntung rokok yang dibuang sudah dalam keadaan mati. Untuk para perokok filter harus membawa tempat sampah atau asbak sendiri untuk membawa turun sampah puntung rokoknya. Biasanya para pendaki membuat asbak puntung rokok dengan memakai botol kecil.

Sampah Botol
Botol yang dibuang sembarangan bisa juga memicu kebakaran. Botol yang dalamnya berisi air pada posisi tertentu jika dilewati cahaya matahari akan mengumpulkan cahaya menjadi satu titik fokus panas seperti yang terjadi pada lup atau kaca pembesar. Dalam waktu lama titik fokus cahaya itu dapat menghasilkan api jika benda yang terkena titik fokus itu mudah terbakar, rumput kering misalnya.
Memang belum pernah ada berita penyebab terbakarnya sebuah hutan disebabkan botol air, tapi bisa saja kan? Jadi bawa turun sampahmu.

Gesekan Kayu Kering
Tidak semua kebakaran hutan adalah salah pendaki, bisa saja karena proses alam. Kemarau panjang menyebabkan tumbuh-tumbuhan kering. Gesekan ranting-ranting kering yang terkena angin lama-lama bisa memicu api juga.

Sengaja dibakar
Dibeberapa kejadian kebakaran hutan atau gunung ternyata ada juga yang memang sengaja dibakar. Biasanya dilakukan oleh penduduk dalam rangka pembukaan lahan pertanian. Karena melanggar hukum, merugikan dan membahayakan, biasanya pelaku ditangkap pihak berwajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Pakailah api secukupnya dan tetap berhati-hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar